Senin, 30 November 2009

Taat tidak perlu penjelasan (2)

Ada banyak perumpamaan dalam perjajian lama maupun perjanjian baru yang berbicara mengenai Ketaatan.

Seorang janda di Sarfat.

1 Raja-raja 17: 7-16 Hal in berbicara mengenai ketaatan seorang janda di Sarfat ketika seorang nabi yang diutus Tuhan untuk menemui seorang janda itu yaitu Nabi Elia.Permintaaan Nabi Elia kepada seorang janda itu untuk menyediakan baginya air untuk diminum (10) dan disusul permintaan sepotong roti(11). dan lihatlah apa jawaban janda itu (12)
 Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam pempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku dan setelah kami memakannnya, maka kami akan mati.

Ada satu kenyataan dan kejujuran yang diungkapkan oleh si janda ini, menyatakan bahwa memang dia tidak mempunyai segala sesuatu kecuali segenggam tepung dan sedikit minyak dalam buli-buli. Hal ini yang membuat janda di Sarfat ini sesungguhnya tau bahwa jika dia memberikan kepada Elia maka tamatlah riwayat hidup mereka kedua anaknya segera setelah persediaan terakhir mereka habis.

Lihat lah permintaan Elia (13)Tetapi Elia berkata kepadanya:"jangan takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan , tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil daripadanya, dan bawalah padaku, kemudian barulah kau buat bagimu dan bagi anakmu.

So..apa reaksi si janda..?? maukah dia mengikuti arahan yang jelas-jelas sangat merugikan dia disaat persediaan yang sangat-sangat terbatas..??? Absolutly yessss..lalu dalam ayat 15 berkata"
Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia.Kita bisa melihat reaksi perempuan itu dan pergi melakukan apa yang di perintahkan kepadanya. Artinya tanpa banyak alasan meskipun sebenarnya dia bisa menolak tapi karena satu perkataan yang dia imani yaitu "TAAT".

Ketaatan membuat kita menjadi mengerti apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita.Ketaatan perempuan itu menghasilkan sesuatu yang tidak pernah dilihat, tidak pernah didengar dan tidak pernah timbul dalam hati, Tuhan menyediakan makanan yang lebih dari cukup sampai musim kelaparan berakhir. Bahkan (16) Tepung dalam tempayan itu dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

So....yang terpenting apa yang dilakukan perempuan itu adalah taat, disaat dia taat maka dia mau berbuat, melakukan segala perintah yang diterima melalui nabi Elia. Bisa kita bayangkan jika perempuan ini menolak apa yang di perintah kepadanya melalui nabi Elia, tamatlah riwayatnya dan segala sesuatu tidaklah terjadi, termasuk kemungkinan tidak adanya pelipat gandaaan yang dilakukan Tuhan kepada perempuan Sarfat itu.

jadi, apa yang dilakukan oleh perempuan itu hanya taat dan tidak meragukan setiap perintah yang datang, karena disaat ketaatan itu menjadi prioritas maka segala hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Mari kita taat dan peka terhadap perintah yang kita dapatkan meskipun itu tidak masuk logika, karena jalan-Nya adalah tidak dengan logika manusia..so..just do it.


Ganbatte kudasai.....

0 komentar:

Posting Komentar