Kamis, 26 November 2009

Seperti apa itu Keberhasilan

Beberapa minggu ini, berita tentang keberhasilan selalu didengungkan oleh Gembala baik di Kebaktian Minggu, Doa pagi dan juga saat doa puasa. Beliau pun tidak tau harus kapan berhenti berkobah tentang Keberhasilan. (demikian pernyataannya.)

Ada banyak pertemuan yang kami hadiri dan selalu ada hal-hal yang berkaitan dengan perkataan Keberhasilan. Sebab prinsipnya orang yang percaya kepada Kristus adalah berhasil, berhasil dalam segala hal, berhasil dalam keluarga, berhasil dalam bisnis, relationship dll, karena pada mulanya kita memang diciptakan untuk berhasil, titik.

Ada sebuah statement dan bukan slogan yang sering dideklarasikan yaitu Saya diciptakan untuk berhasil titikkkkkkk.!

Penegasan terhadap perkataan
 tersebut adalah mutlak tanpa tapi......oleh karenanya selalu diakhiri dan ditegaskan dengan pendeklarasian kata titik.

Ada banyak pendapat yang meragukan bahwa kita diciptakan untuk berhasil, karena selalu ada tambahan kata dibelangkangnya yaitu tetapi,,,,,,kog saya miskin ya, kenapa saya gagal ya, dan banyak hal lainnya yang bermuara pada ketidakyakinan akan keberhasilan yang sesungguhnya yang memang sudah di design Tuhan buat kita yaitu keberhasil tanpa tapi.

Bagaimana mungkin saya berhasil kenyataannya sering gagal, bagaimana mungkin saya bisa sukses saya hanya sebagai operator bahkan masih sebagai karyawan kontrak yang tidak tau kapan ujungnya...ada banyak hal yang terlontar dari mulut kita mengatakan mission imposible, tapi perhatikanlah dengan baik kegagalan adalah bukan suatu sukses yang tertunda yang hanya memberi motifasi kepada seseorang untuk mau mencoba lagi. keberhasilan itu adalah sesuatu yang masih belum kita mengerti karena keberhasilan itu adalah satu proses.

Lihatlah sebuah contoh kesuksesan seorang calon astronot yang gagal terbang ke angkasa. Cerita ini sebenarnya dikemas berbentuk sebuah puisi seorang calon astronot yang belum mengerti akan rencana Tuhan dalam hidupnya dan saya mencoba menyederhanakan dalam bentuk cerita singkat.

Seorang calon astronot yang harus melewati berbagai test dan berhasil melalui semuanya itu dengan sempurna. Dia adalah hanya seorang guru yang mampu bersaing dengan ribuan peserta lainnya. Dari jumlah puluhan ribu pesaing seseorang yang berstatus guru mampu bertahan dalam seribu besar hingga test terakhir masuk dalam group tiga besar.

Tidak lupa dalam setiap kelulusan mengucap syukur kepada Tuhan atas sukses sementara yang diraihnya, sehingga mengantarnya ke posisi tiga besar. Artinya kesempatan untuk menjadi astronot sungguh sangatlah besar, meskipun sesungguhnya yang dibutuhkan tidaklah lebih dari satu orang saja.

Keberhasilan untuk menjadi astronot adalah tinggal selangkah dan impian seorang guru akan jadi kenyataan.

Ketika tiba hari pengumuman terakhir siapa yang sebenarnya layak untuk menjadi astronot adalah tidak terpilihnya seorang guru yang sesungguhnya dia sudah sangat berharap dan juga seorang yang percaya kepada Tuhan. Kita bisa melaihat bahwa dalam setiap melewati test dia selalu mengucap syukur.

Adalah sebuah penyesalan yang amat mendalam dan mulai menyalahkan keadaan dirinya yang tidak lulus alias gagal.Sang guru berujar dalam hatinya bahwa jika seandainya Tuhan tidak mengijinkannnya untuk menjadi astronot, kenapa dia harus bisa melewati setiap test yang berakhir dengan baik dan berujung pada kekecewaaan..?

Ketika harinya tiba untuk penerbangan/peluncuran roket menuju angkasa, maka sang guru ini menyempatkan diri untuk datang menyaksikan acara yang dihadiri oleh ribuan pasang mata. Dan mulailah dia menyesali dirinya dan berkata andai saja saya yang duduk didalam pesawat itu, andai saja saya yang lulus dalam test itu dan berbagai macam pikiran yang bergejolak dengan nada penyesalan dan merasa dirinya gagal.

Kejadian yang ditunggu-tungga datang..dan dengan hitungan mundur maka pewawat itu mulai bergerak meniggalkan landasan..dannnnnnnnnnnnnn baru beberapa saat pesawat itu lepas landas maka teriakkan dari penonton yang menyaksikan kejadian itu menjadi histeris karena pesawat itu meledak dan hancur berkeping-keping.

Sang guru (calon astronot) yang merasa dirinya gagal, tersentak dari rasa penyesalannya dan melihat kejadian itu dan berkata...Tuhan saya bukan lah gagal tapi kegagalan saya itu engkau membuatku berhasil,berhasil untuk melanjutkan kegiataanku untuk menjadi guru dan berhasil karena nyawa saya tidak ikut melayang bersama kejadian yang mengharukan itu.

Mari kita membayangkan bila Tuhan mengabulkan permintaan atau menjawab sang guru dan berhasil melewati test tersebut..bukankah sang guru tinggal nama dan tamatlah riwayatnya..?

Renungkanlah..kita bukanlah orang yang gagal, meskipun kita merasa gagal disaat doa kita tidak dijawab tapi percayalah bahwa kegagalan itu adalah keberhasilan yang belum kita mengerti seperti kisah calon astronot.So..kita memang didesign olehNya untuk berhasil.



Ganbatte kudasai...

0 komentar:

Posting Komentar