Selasa, 16 Februari 2010

Kisah Penjual Keledai

Lukman adalah namanya yang hidup pada jaman dahulu,  tinggal bersama putranya . Lukman dan anaknya  pergi ke kota untuk menjual keledainya. Dalam perjalanannya seorang perempuan melihat mereka dan tertawa geli, "Kalian berjalan membawa keledai. mengapa kalian tak menungganginya? Benar-benar tindakan yang bodoh!" "Perempuan itu benar," kata orang tua itu kepada putranya, "Kita berdua sungguh bodoh." Maka Lukman naik ke punggung keledai, dan anaknya berjalan mengikuti di belakangnya. Tak berapa jauh beranjak, keduanya berjumpa seorang perempuan tua. Begitu ia melihat Lukman menunggang keledai ia berseru kepadanya, "Hey, ini tidak benar. Kamu menunggang keledai dan membiarkan bocah kecil itu berjalan kaki di belakangmu." "Benar juga. ada benarnya perkataan perempuan tua itu." Tukas Lukman dan iapun segera melompat turun dari punggung si keledai lalu membiarkan putranya naik.


Keduanya melanjutkan perjalanan hingga mereka melihat seorang lelaki sedang bekerja di ladang yang berteriak: "oi oi, kau, anak muda berpikiran pendek anak semuda engkau menunggang keledai dengan enaknya dan membiarkan orang tua ini berjalan kaki.""Ah, Tepat juga perkataannya," ujar sang anak kepada dirinya sendiri, "Aku betul-betul pendek pikir." Segeralah ia melompat turun dari punggung keledai. Lukman  dan anakanya segera berdiskusi tentang bagaimana caranya membawa keledai mereka ke pekan raya di kota tanpa ada lagi orang yang mengkritik mereka. "Aku punya ide," kata sianak,"kita berdua menunggang keledai itu, dengan demikian tak ada orang yang dapat berkata apapun." "Ide yang bagus," ucap Ayahnya setuju, "Sungguh ide yang bagus "Segera mereka berdua menunggangi keledai itu. "Apa! Kalian gila?" dua orang pejalan kaki berseru marah, "Lihat itu, dengan dua orang berada di atas punggungnya, tak lama lagi keledai itu akan mati kecapaian."

Ketika Lukman dan anaknya mendengar seruan itu mereka merasa bersalah. Langsung saja mereka melompat dari atas keledai dan berkata, "Benar juga, kita berdua memang gila." Kali ini mereka benar-benar kehilangan akal dan tak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba anaknya  berkata, "Aku punya ide! Bagaimana kalau kita yang memanggul keledai itu." sibapak tersenyum mendengarnya dan berkata: "Ide yang bagus, Ide yang bagus." Lukman dan anaknya segera memanggul keledai mereka dengan sebilah bambu dan membawanya kota. Dalam perjalanan menuju kota tubuh mereka berdua basah kuyup oleh keringat. Ketika sekelompok anak-anak melihat bagaimana sang bapak dan anaknya membawa keledai itu, mereka semua tertawa terbahak-bahak. "Ha, Ha...., cepat sini lihat ini, dua orang ini tidak menunggangi keledainya, tapi justru keledainya yang menunggangi mereka. Itu benar-benar luar biasa.Ha, ha, ha....

Hisup ini haruslah bijak sana, mendengarkan terlalu banyak pendapat orang lain secara mentah-mentah akan mewarisi kesusahan, jadilah diri sendiri.
sumber,jawaban

0 komentar:

Posting Komentar