Selasa, 23 Maret 2010

Kunjungan ke Lapas (1)

Dari pagi hujan tidak pernah berhenti tapi mesikipun demikian kunjungan rutin ke Penjara harus tetap dilaksanakan. Karena hal itu sudah terprogram bahwa dalam satu bulan adanya kunjungan sosial ke penjara. Team yang beranggotakan full timer and juga beberapa aktifis dan jemaat ikut berpatisipasi berkunjung kesana. Lokasi penjara yang disebut LAPAS tidak begitu jauh dari gereja hanya 20 menit naik mobil. Penjagaan yang super ketat sudah terasa ketika memasuki gerbang penjara. Yang dilakukan pertama adalah menghitung jumlah team yang akan berkunjung dan ternyata kami berjumlah 18 orang . Di papan pengumuman jelas terpampang persyaratan yang harus ditaaati ketika besuk adi areal penjara. Peraturannya mulai dari senjata tajam dan senjata api tidak diperbolehkan dibawa masuk, bahkan tas, jaket serta ponsel wajib di titipkan diloker yang sudah mereka sediakan. Rasa-rasanya petugas tidak mau percaya 100 persen kepada setiap pembesuk atau memang karena prosedur , maka semua team diperiksa satu satu melalui detector yang berfungsi mendeteesi adanya benda logam lainnya yang mungkin masih tersembunyi di balik tubuh masing-masing.


Awalnya kaget juga karena ini kali pertama saya ikut membesuk dengan cara pemeriksaan super ketat. Wuh..akhirnya selesai juga diperiksa satu –persatu, tapi ketika melihat teman-teman tidak canggung lagi atau mungkin karena ini bukan hal yang aneh bagi mereka disebabkan kunjungan yang sudah berulang dan pemeriksaan yang sudah biasa.



Ternyata, masih ada pintu gerbang lagi yang menghalangi untuk masuk ke lokasi tempat yang dituju. Rupanya , pintu gerbang posisinya berada dilevel yang tinggi sehinggga semua areal penjara dan tahanan dapat dimonitor dengan jelas. Sambil berjalan kaki menyusuri setiap bagian beberapa gedung yang di halangi oleh jeruji besi, terlihat beberapa orang manusia yang terkurung dalam bangunan yang mereka hanya boleh melihat melalui jendela yang dipagari besi. Sedih dan iba juga rasanya memandangi mereka yang berebut berada di jendela seakan ada harapan dan berita baru yang kami bawa buat mereka.



Tidak lama kami sampai disebuah gedung dan itu ternyata ada gedung gereja untuk orang kristen, ada mesjid dan ada klenteng . Kesemuanya itu berada dalam satu lingkungan yang berdekatan. Kami masuk satu persatu dan meletakkan beberapa kotak yang kami bawa berisi air dan makan siang.



Tidak lama satu persatu tahanan masuk kedalam gedung gereja dan hanya dalam waktu 10 menit ruangan gereja yang menampung kira-kira 300 orang penuh total. Wuh.....ada yang senang, ada yang sedih ada yang langsung sujud dan berdoa serasa mereka sudah tidak berada dalam lingkungan penjara.
Hari itu kami mulai kebaktian dan semua terlihat khsusuk berdoa dan juga mendengarkan Firman yang di sampaikan oleh hamba Tuhan.

Eh...sebentar dulu....ternyata ada banyak perempuan muda yang hadir dengan jumlah
 sekitar 10 orang. Ada jawa dan beberapa chinese. Kenapa ya....mereka masuk disini? Saya hanya menduga bahwa sebagian dari mereka pasti bermasalah dengan narkoba.

Nangis, sedih bercampur duka yang terasa pada saat itu. Dalam sesi kesaksian ada yang menyaksikan beberapa hal yang luar biasa mereka rasakan selama masa penahanan. Intinya mereka lebih sungguh-sungguh bertobat bila dibandingkan jika mereka masih hidup bebas di luar sana. Hal yang tidak kalah haru adalah ketika beberapa yang merayakan ulang tahun di dua minggu ini dan ada 5 orang. Rupanya team tahu betul apa yang dipersiapkan untuk dibawa termasuk kue ulang tahun yang ada lilinnya . Sekejab lagu happy birthday sama-sama dinyanyikan dan setelah itu kelimanya meniup lilin bersama. Asik juga nih team, tau aja cara untuk membuat happy para nara pidana.
Selesai semua acara semua diperbolehkan meninggalkan tempat dan masuk kembali ke sel masing-masing. Tidak lupa setiap panitia memberi salam satu persatu dan menghadiahi mereka nasi bungkus yang hanya dapat dinikmati. Ketika mau pulang ada banyak yang minta didoakan, terutama beberapa yang hukumannya diatas sepuluh tahun dan beberaporang yang harus menjalaninya dengan hukuman mati.

Tapi apa pun kondisi mereka, mereka tetap punya harapan bahwa ketika mereka keluar dapat diterima kembali dimasyarakat, and yang lebih penting bahwa jiwa mereka tetap diselamatkan.

0 komentar:

Posting Komentar